[EDUCATION] Analisa Teknikal...Atau Narik Garis Kemiskinan?ANDA MELAKUKAN ANALISIS TEKNIKAL ATAU TARIK MENARIK GARIS KEMISKINAN?
Kenyataan Pahit yang 95% Trader Teknikal Tidak Ketahui :(
Mari Kita Mulai!!
Pernahkah Anda melihat chart trading yang dipenuhi garis-garis berwarna-warni seperti lukisan Picasso yang sedang bad mood? Support line di sini, resistance line di sana, trend line ke segala arah sampai chart terlihat seperti peta jalan Jakarta yang kusut. Jika iya, selamat datang di klub "Tarik Menarik Garis Kemiskinan" – sebuah perkumpulan eksklusif trader yang gemar menghias chart tanpa tahu apa yang sebenarnya mereka lakukan.
Jangan salah paham, analisis teknikal adalah seni yang mulia. Tapi seperti kata pepatah, "ada bedanya antara Picasso dengan anak TK yang main crayon." Mari kita kupas tuntas lima kesalahan fatal yang membuat 95% trader teknikal berakhir dengan portfolio yang lebih tipis dari rambut botak.
1. Sindrom "Garis Ajaib" - Menggambar Tanpa Makna
Bayangkan Anda sedang menggambar chart GBPJPY dan tiba-tiba melihatnya sebagai pemandangan pegunungan yang indah. Support level jadi bukit hijau, resistance jadi awan putih mengambang, dan candlestick red jadi matahari terbenam yang romantis. Sounds familiar?
Kenyataan pahitnya: Kebanyakan trader menggambar garis support dan resistance seperti main connect-the-dots tanpa memahami psikologi di baliknya. Mereka lupa bahwa setiap garis yang mereka gambar seharusnya mewakili area dimana jutaan trader di seluruh dunia membuat keputusan buy atau sell.
Contoh kesalahan umum:
- Menghubungkan hanya 2 titik dan langsung menyebutnya "strong support"
- Mengabaikan volume saat harga menyentuh level tersebut
- Tidak mempertimbangkan timeframe dimana level tersebut terbentuk
Yang seharusnya dilakukan: Sebelum menggambar garis, tanyakan pada diri sendiri: "Mengapa harga bereaksi di level ini? Apa yang membuat area ini spesial?" Ingat, chart adalah cerminan emosi manusia, bukan puzzle yang harus diselesaikan dengan menghubungkan titik-titik sembarangan.
2. Multiple Timeframe Amnesia - Lupa Daratan Asal
Pernahkah Anda fokus menganalisis chart M15 sampai mata berair, lalu tiba-tiba buka chart H4 dan bingung kenapa analisis Anda hancur lebur seperti sandcastle kena tsunami? Welcome to the club!
Kenyataan pahitnya: Mayoritas trader teknikal menderita "timeframe tunnel vision" – mereka menganalisis satu timeframe saja dan lupa bahwa market bergerak dalam multiple layers seperti kue lapis Surabaya.
Kesalahan klasik:
- Melihat bullish pattern di M15 sementara Daily chart menunjukkan strong downtrend
- Trading breakout di H1 tanpa cek apakah itu cuma noise di context Weekly
- Menggunakan indicator dengan parameter yang sama di semua timeframe
Analogi sederhana: Bayangkan Anda melihat orang dari jendela lantai 20. Dari atas, orang itu terlihat jalan lurus ke depan. Tapi kalau Anda turun ke lantai dasar, ternyata dia sedang jalan zigzag karena mabuk. That's the difference between Daily chart dan M15 chart.
Solusi: Selalu mulai analisis dari timeframe besar (Weekly/Daily) untuk menentukan big picture, baru turun ke timeframe kecil untuk timing entry. Think of it as Google Maps – zoom out dulu untuk lihat route keseluruhan, baru zoom in untuk detail belokan.
3. Indicator Salad Syndrome - Lebih Banyak Indicator = Lebih Smart?
Ada trader yang chartnya seperti dashboard pesawat tempur – penuh dengan indicator warna-warni yang berkedip-kedip. MACD di bawah, RSI di pojok, Bollinger Bands melilit-lilit, Fibonacci retracement bersilangan seperti jaring laba-laba. Chart asli? Sudah tidak kelihatan tertutup indikator semua.
Kenyataan pahitnya:More indicators doesn't equal more accuracy. Malah seringkali bikin analysis paralysis– kondisi dimana Anda punya terlalu banyak signal yang saling bertentangan sampai bingung mau ngapain.
Fenomena umum:
- RSI bilang oversold, tapi MACD bilang sell signal
- Stochastic crossing up, tapi price masih di bawah moving average
- Bollinger Bands expansion, tapi volume sepi kayak kuburan tengah malam
Realita keras: Semua indicator itu lagging – mereka cuma ngasih tau apa yang sudah terjadi, bukan apa yang akan terjadi. Seperti spion mobil, berguna untuk konteks tapi jangan dipake untuk nentuin arah ke depan.
Philosophy yang benar: "Simplicity is the ultimate sophistication" – Leonardo da Vinci. Pick 1-2 indicator yang benar-benar Anda pahami, bukan koleksi 10 indicator yang bikin chart kayak Christmas tree.
4. Pattern Recognition Disorder - Melihat Gajah di Awan
Pernahkah Anda melihat awan di langit dan bilang "itu kayak gajah!" padahal teman Anda bilang "mana ada, itu kayak bebek!"? Same energy dengan trader yang melihat Head and Shoulders pattern di mana-mana, bahkan di chart yang clearly trending.
Kenyataan pahitnya: Human brain itu expert dalam pareidolia – kecenderungan melihat pattern familiar di tempat yang sebenarnya random. Trader teknikal sering jadi victim syndrome ini, memaksa melihat pattern yang sebenarnya tidak ada.
Contoh kasusnya:
- Melihat "perfect" double top padahal cuma 2 spike biasa
- Mengklaim triangle pattern di sideways market yang sebenarnya cuma choppy
- Forcing head and shoulders pattern di every minor correction
Fun fact: Pernah denger tentang "Jesus toast"? Ada orang yang jual roti bakar seharga $28,000 karena gosongnya mirip wajah Jesus. That's exactly what happens when traders force pattern recognition.
Cara menghindari: Selalu tanyakan "Apakah pattern ini jelas terlihat oleh trader lain?" Kalau Anda harus squint mata atau rotate chart untuk melihat pattern, kemungkinan itu cuma delusi. Good patterns should be obvious, bukan hasil interpretasi kreatif.
5. Backtest Illusion - Ketika Masa Lalu Jadi Dukun Palsu
Ini dia favorite delusion setiap trader teknikal: "Strategy gue profit 80% kalau di-backtest!" Lalu pas live trading, akun jebol dalam seminggu. Kenapa bisa begitu?
Kenyataan pahitnya: Backtesting itu seperti main game dengan cheat code on. Anda sudah tahu ending ceritanya, jadi mudah untuk "adjust" parameter sampai hasilnya bagus. Tapi real market itu live horror movie – Anda nggak tahu monster bakal keluar dari mana.
Bias-bias berbahaya dalam backtesting:
- Hindsight bias: Mudah pilih entry perfect karena sudah tahu harga kemana
- Survivorship bias: Cuma test di market condition yang bagus, skip yang volatile
- Over-optimization: Tweak parameter sampai fit dengan historical data, tapi gagal di future data
Ilustrasi sederhana: Bayangkan Anda belajar nyetir dengan cara nonton video dashcam mobil orang lain. Keliatan mudah kan? Tapi pas praktik langsung baru sadar ada hal-hal yang nggak keliatan di video – traffic yang unpredictable, pedestrian yang tiba-tiba nyebrang, hujan yang bikin licin.
Better approach : Daripada fokus ke historical performance, fokus ke process consistency. Good strategy bukan yang profit 100% di backtest, tapi yang bisa Anda execute consistently dengan emotions dan market pressure yang real.
Kesimpulan: Dari Garis Kemiskinan ke Analisis Sejati
Analisis teknikal sejati bukan tentang menggambar garis sebanyak mungkin atau mengumpulkan indicator seperti Pokemon cards. It's about understanding market psychology dan translating human emotions into actionable trading decisions.
Remember, di balik setiap candlestick ada jutaan keputusan individual traders yang driven by fear, greed, hope, dan despair. Chart itu bukan abstract art – it's a psychological battlefield where fortunes are won and lost every second.
Jadi next time Anda buka chart, jangan langsung ambil crayon dan mulai menggambar. Take a step back, breathe, dan tanyakan: "Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Mengapa price bergerak seperti ini? Dan bagaimana saya bisa memanfaatkan psychology crowd untuk keuntungan saya?"
• Final wisdom : Better to be a simple trader who understands what they're doing than a sophisticated trader who's essentially playing expensive lottery with pretty colors.
• Sekarang, mari kita tutup artikel ini dan kembali ke chart – tapi kali ini dengan mata yang lebih jernih dan tangan yang tidak gatal untuk menggambar garis sembarangan. Your future self (and your account balance) will thank you.
Note : Kalau setelah baca artikel ini Anda masih melihat chart GBPJPY sebagai pemandangan pegunungan yang indah, maybe it's time to take a break dan jalan-jalan ke pegunungan yang real. Sometimes the best trading decision is not trading at all ;).
Ide komunitas
Ujian Sebelum Naik Level dalam Trading: Perspektif PsikologisSaat baca-baca soal psikologi trading, saya nemu konsep menarik: "ujian sebelum naik level". Bukan sesuatu yang mistis, tapi menurut saya sangat relevan buat kita.
Ujian Mental Saat Konsisten
Ketika kita mulai disiplin—ikut sistem, pakai stop loss, hindari overtrading—pasar sering “ngetes”. Misalnya, Anda pasang stop loss, lalu harga balik arah dan kena SL. Ini bukan sial, tapi cara alam bawah sadar dan pasar mengecek apakah Anda sungguh berubah?
Godaan Kebiasaan Lama
Waktu kita mulai tertib, justru kebiasaan lama makin menggoda: revenge trading, ambil profit terlalu cepat, overentry. Ujian sebenarnya adalah: apa kita balik ke pola lama, atau tetap jalan?
Gangguan dan FOMO
Pas lagi konsisten dengan strategi sendiri, muncul godaan: coin yang pump, sinyal dari influencer, strategi baru yang katanya pasti profit. Ini ujian fokus: apa kita bisa fokus pada rencana, atau tergoda cari jalan pintas?
Isolasi dan Noise
Trading butuh fokus, kadang kesendirian. Grup dan berita bisa jadi racun kalau nggak bisa disaring. Ketika Anda mulai abaikan noise dan percaya pada analisis sendiri, justru muncul rasa ragu: “jangan-jangan saya kelewatan info penting?”, bisa jadi itu TRAP!
Emosi Saat Drawdown dan Profit Besar
Pas market volatile atau drawdown dalam, emosi panik muncul. Profit besar juga bisa bikin rakus. Saya pernah alami drawdown 7% seminggu—rasanya mau quit. Tapi di situlah mental ditempa. Bisa tenang, tetap ikut rencana, itu tanda naik level.
Strategi Lama yang Menggoda
Strategi yang dulu ditinggalkan kadang muncul lagi dengan sinyal "menarik". Mirip mantan yang ngajak balikan. Kalau kita balik ke sana cuma karena sinyal sesaat, tanpa alasan kuat, itu jebakan.
Waspadai Mindset “Ujian” yang Toxic
Kadang konsep "ujian" jadi pembenaran. Misalnya: tetap hold posisi rugi karena "ini ujian kesabaran", padahal market sudah jelas berbalik. Jangan pakai mindset ujian buat menutupi kesalahan.
Cara Sehat Memaknai Ujian
Ujian = proses. Kalau sering overtrade, ujian Anda adalah belajar melewatkan peluang. Kalau sering FOMO, ujian Anda adalah tahan diri. Ini latihan disiplin, bukan drama spiritual.
Naik Level Itu Nyata, Bukan Ajaib
Naik level datang dari:
Evaluasi strategi
Disiplin konsisten
Mental yang matang
Saya sendiri butuh 4 tahun rutin jurnal sebelum hasil stabil. Bukan karena “lulus ujian” tapi karena kebiasaan berubah.
Kalau Anda merasa sedang “diuji”, itu pertanda Anda sedang berkembang. Tapi jangan salah kaprah—gunakan tantangan sebagai refleksi, bukan pembenaran. Evaluasi. Adaptasi. Lanjutkan!
Mengapa Tools Terbaik Tidak Menjamin Kesuksesan Trading?Pernah lihat trader yang udah pakai platform premium kayak Bloomberg Terminal ($24.000/tahun) atau JP Morgan, tapi tetap boncos?
Itu seperti naik Ferrari tapi nyasar karena nggak bisa baca peta. Tools-nya mewah, tapi nggak tahu arah.
Sebagai trader yang masih terus belajar, saya sering lihat ini di sekitar. Banyak yang mengira teknologi canggih bisa gantiin skill. Padahal, realitanya jauh dari itu.
Bloomberg memang kasih data real-time, insight makro, fitur lengkap. Tapi tetap aja: semua itu cuma alat bantu.
Punya pisau chef terbaik bukan jaminan masakan enak kalau nggak tahu cara masak, kan?
Yang bikin trader konsisten untung itu bukan seberapa mahal tools-nya. Tapi:
Seberapa jago dia baca market
Seberapa disiplin dia kelola risiko
Seberapa tenang dia hadapi loss dan FOMO
Trader berpengalaman bisa profit pakai TradingView biasa. Sebaliknya, newbie bisa rugi walau pakai platform sekelas institusi.
Bahkan, info berlebihan justru bisa jadi jebakan. Terlalu banyak indikator bikin bingung. Seperti GPS yang kasih 10 rute, tapi malah bikin kita bingung di perempatan.
Platform sederhana udah cukup. Yang penting: strateginya jelas, disiplin, dan terus dievaluasi.
Pasar nggak peduli tools apa yang kalian pakai. Pasar cuma respon keputusan yang tepat.
Jadi, daripada kejar platform canggih, lebih baik:
➡️ Asah skill analisis
➡️ Bangun sistem risiko
➡️ Kuasai emosi
Trading itu maraton. Bangun fondasi dulu. Tools bisa upgrade belakangan, seiring jam terbang dan modal.
Tingkat Keberhasilan Nyata dari Falling Wedge dalam PerdaganganTingkat Keberhasilan Nyata dari Falling Wedge dalam Perdagangan
Falling wedge adalah pola grafik yang sangat dihargai oleh para pedagang karena potensinya untuk pembalikan bullish setelah fase bearish atau konsolidasi. Efektivitasnya telah dipelajari dan didokumentasikan secara ekstensif oleh berbagai analis teknis dan penulis terkemuka.
Statistik Utama
Keluar dari Bullish: Dalam 82% kasus, keluar dari rising wedge adalah ke atas, menjadikannya salah satu pola yang paling dapat diandalkan untuk mengantisipasi pembalikan positif.
Target Harga Tercapai: Target teoritis pola (dihitung dengan memplot tinggi wedge pada titik breakout) tercapai dalam sekitar 63% hingga 88% kasus, tergantung pada sumbernya, menunjukkan tingkat keberhasilan yang tinggi untuk mengambil untung.
Pembalikan Tren: Dalam 55% hingga 68% kasus, rising wedge bertindak sebagai pola pembalikan, menandakan akhir dari tren turun dan awal dari fase bullish baru.
Pullback: Setelah breakout, pullback (kembali ke garis resistensi) terjadi pada sekitar 53% hingga 56% kasus, yang dapat memberikan peluang entri kedua tetapi cenderung mengurangi kinerja pola secara keseluruhan.
False Breakout: False exit mewakili antara 10% dan 27% kasus. Namun, false bullish breakout hanya menghasilkan true bearish breakout pada 3% kasus, sehingga sinyal bullish menjadi sangat kuat.
Kinerja dan Konteks
Bull Market: Pola ini berkinerja sangat baik ketika muncul selama fase korektif tren naik, dengan target keuntungan tercapai pada 70% kasus dalam waktu tiga bulan.
Potensi Keuntungan: Potensi keuntungan maksimum dapat mencapai 32% pada setengah kasus selama bullish breakout, menurut studi statistik di pasar ekuitas.
Waktu Pembentukan: Semakin lebar wedge dan semakin curam garis tren, semakin cepat dan semakin dahsyat pergerakan naik pasca-breakout.
Ringkasan Perbandingan Tingkat Keberhasilan:
Kriteria Tingkat / Frekuensi yang Diamati
Keluar dari Bullish 82%
Target Harga Tercapai 63% hingga 88%
Pola Pembalikan 55% hingga 68%
Penarikan Kembali Setelah Penembusan 53% hingga 56%
Penembusan Palsu (Keluar Palsu) 10% hingga 27%
Penembusan Palsu Bullish yang Menuju Penurunan 3%
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Falling wedge adalah pola yang langka dan sulit diidentifikasi dengan benar, memerlukan setidaknya lima titik kontak agar valid.
Kinerja terbaik adalah ketika penembusan terjadi sekitar 60% dari panjang pola dan ketika volume meningkat pada saat penembusan.
Penarikan kembali, meskipun sering terjadi, cenderung melemahkan momentum bullish awal.
Kesimpulan
Falling wedge memiliki tingkat keberhasilan yang luar biasa, dengan lebih dari 8 dari 10 kasus menghasilkan keluar dari bullish dan target harga tercapai dalam sebagian besar kasus. Namun, tetap penting untuk memvalidasi pola tersebut dengan sinyal teknis lainnya (volume, momentum) dan tetap waspada terhadap penembusan palsu, meskipun nilainya relatif rendah. Jika dikuasai, pola ini terbukti menjadi alat yang berharga bagi para pedagang yang mencari titik masuk yang optimal pada pembalikan bullish.
XAUUSD METODE BREAKOUTuntuk sesi asia pertama kita kena sl 1x di area sell stop dan untuk yang ke 2 nya kita berhasil tp dengan target 100pip jdi kita sl-65pip+100=+35pip R kita dan untuk plan sell selanjutnya kita bsa ambil sell lg d zona breakout dan di area yang saya block merah untuk sclpinga sl 45pip dan tp 80pip untuk area sell sclpingan di 3233.08
Untuk Trading Disarankan Menggunakan Uang DinginTulisan ke-15 kali ini mungkin lebih ringan dibandingkan tulisan-tulisan sebelumnya, meskipun demikian, jika Anda belum membaca 14 tulisan sebelumnya, disarankan untuk membacaranya terlebih dahulu.
Trading merupakan kegiatan pertukaran atau jual beli sesuatu antara penjual dan pembeli. Secara prinsip keduanya mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut. Seiring perkembangan zaman, banyak sekali perubahan situasi dan kondisi trading sampai dengan zaman digital saat ini, namun sebagai seorang trader, prinsip dasar dari kemanfaatan trading haruslah didapatkan, yaitu Profit, bukan sebaliknya.
Dalam Trading, profit merupakan hal yang diharapkan oleh seorang trader, namun sebagian besar kesulitan dalam mencapai hal tersebut, bahkan orang yang sukses dalam trading forex misalnya, hanya kurang dari 10%, artinya banyak dari trader yang masih mengalami Loss dibandingkan Profit. Oleh karena itu perlu strategi dari Mindset, Money Management, Setup, Entri dan Exit yang baik dalam trading.
Dalam Money Management, salah satu hal pokok menurut kami adalah penggunaan Equity atau modal untuk trading dengan uang yang "Dingin", uang dingin artinya uang yang jika habis atau hilang tidak mempengaruhi kebutuhan pokok atau dasar semisal tempat tinggal, makan, sekolah atau pendidikan serta bisa diganti dengan cepat atau mudah terekoveri/tertutup. Jangan sampai modal yang digunakan untuk trading adalah uang pokok atau uang untuk kebutuhan pokok, uang hutang atau uang yang sulit untuk terkover ketika uang itu hilang, sering kita sebut sebagai uang "Panas". Mengapa demikian?
Prinsip dasar dalam bertrading bagi kami adalah Investasi, dimana keuntungan yang didapatkan belum tentu dalam waktu singkat atau praktis, ada kalanya perlu waktu atau jangka waktu tertentu, bahkan jika tidak sabar atau greedy (ingin cepat kaya) menyebabkan Loss yang banyak bahkan hilang semua modalnya. Selain itu, ketenangan berfikir, kecermatan dalam menganalisa sangat diperlukan dalam bertrading. Uang "Panas" sering menyebabkan pikiran menjadi terburu-buru, takut kehilangan moment (FOMO) bahkan stress berlebihan sebelum memasuki market, sebaliknya jika menggunakan Uang "Dingin" kejadian tersebut cenderung lebih rendah, oleh karena itu dari kami di Belajar Trading menyarankan selalu berinvestasi atau bertrading menggunakan uang "Dingin", dengan harapan mendapatkan keuntungan secara psikologis maupun fisik yang lebih baik dibandingkan dengan uang "Panas". Bertrading dengan mempertaruhkan semua modal yang ada misalnya atau "Berjudi" sangat tidak disarankan di kami Belajar Trading. Tradinglah dengan bijak dan gunakan Money Management yang baik.
Semoga bermanfaat. Salam Profit.
Paska CtC dan Terbreakout, apakah bisa digunakan untuk Setup?Tulisan ini adalah tulisan yang ke-14, dan merupakan salah satu konsep dasar dari Setup BeTa. Namun sebaiknya, sebelum masuk ke dalam pembahasan tulisan ke-14, sebaiknya Anda membaca 13 tulisan kami terdahulu :
1. Cara Memilih Pair dalam Trading
2. Money Management (MM) by Belajar_Trading
3. Mindset SL dan TP
4. Cara Entri Market
5. Bagaimana Memulai Trading
6. Pola Base to Base, Menciptakan Trading Tanpa Modal
7. Total Candle yang Terbreakout Apakah Valid?
8. Trading for Living Versi BeTa
9. Beberapa Candle to Candle Pattern yang Valid untuk Setup BeTa
10. Bagaimana jika Setup Limit sudah Berjalan 50% ke Arah TP2?
11. Bagaimana Bangkit dari Keterpurukan dalam Trading versi BeTa?
12. Sabar dengan Floting Loss, Konsisten dengan Setup
13. Menangis Saat Tidak Mendapatkan Entri di Setup Limit?
Pada tulisan kali ini, kita akan membahas salah satu "Core" dari Setup BeTa yang kami gunakan selama ini, adanya Candle to Candle (CtC) yang terbreakout. Setup ini dilandasi bahwa Teori Candle yang terbrekout menjadi salah satu acuan untuk menyatakan terjadinya Reversal. Syarat suatu candle terbrekout adalah minimal ada 3 candle setelah candle yang terbreakout, sangat disarankan candle yang membreakout adalah candle counternya, misalnya : Candle yang dibreakout adalah Candle Bullish, maka minimal ada 3 Candle Bearish yang mengikutinya sampai dengan closing terakhir membreakout Candle Bullish tersebut, begitu pula sebaliknya.
Setup dan pengalaman kami menggunakan dasar teori breakout tersebut memiliki akurasi yang cukup tinggi sebagai salah satu indikator dalam pembalikan trend atau reversal. Dengan terbreakoutnya suatu candle, atau terjadinya reversal, maka kemudian mencari dimana area entry dan exit yang dapat digunakan untuk melanjutkan setup breakout tersebut. Secara umum kami menggunakan Fibonacci Retracement. Penjelasan secara umum dan variabilitasnya akan kami bahas dalam topik khusus.
Semoga dapat membantu memahami salah satu pola reversal dan setup yang digunakan di Belajar Trading (BeTa) kami. Salam Profit selalu.
Bagaimana Cara Melatih Kesabaran Sebagai Trader?Hari ini saya akan membahas salah satu keterampilan terpenting dalam trading yang sering diabaikan: KESABARAN.
Kenapa Kesabaran itu Penting?
Bayangkan seorang anak kecil yang ditawari permen lolipop dan ice cream. Anak itu bisa makan sekarang atau menunggu besok dan mendapat 2 permen dan ice cream. Kebanyakan anak bakal susah menunggu kan? Nah, trading juga begitu! Pasar tidak selalu memberikan peluang bagus setiap saat. Kadang kita harus menunggu berjam-jam, berhari-hari, bahkan berminggu-minggu untuk setup yang sempurna dan sesuai strategi kita.
Cara Melatih Kesabaran dalam Trading
Melatih kesabaran dimulai dari hal-hal kecil. Jangan langsung terjun ke situasi sulit. Mulailah dengan menahan keinginan mengecek chart setiap beberapa menit, batasi jumlah trade harian (misalnya maksimal 3 trade), dan biasakan untuk selalu menunggu konfirmasi sebelum masuk pasar. Perubahan kecil ini dapat membangun fondasi kesabaran yang lebih baik.
Otak kita membutuhkan panduan yang jelas, jadi buatlah aturan tertulis yang spesifik. Tuliskan dengan jelas kondisi apa yang HARUS terpenuhi sebelum kamu masuk pasar, berapa lama kamu akan menunggu setup, dan kapan kamu boleh keluar dari posisi. Ini seperti membuat "perjanjian" dengan diri sendiri yang membantu kita tetap disiplin.
Latihan yang sangat efektif adalah dengan memainkan "game menunggu". Identifikasi setup potensial, tapi alih-alih langsung trading, tuliskan prediksimu di buku. Tunggu dan lihat hasilnya, lalu analisis: apa yang terjadi jika kamu masuk? Apakah hasilnya rugi atau untung? Latihan ini membantu kita melihat nilai dari menunggu tanpa risiko kehilangan uang sungguhan.
Terlalu fokus pada chart dapat membuat kita irasional. Isi waktu menunggu dengan aktivitas bermanfaat seperti membaca materi edukasi, menganalisis trade sebelumnya, olahraga ringan, atau meditasi singkat. Kegiatan-kegiatan ini mengalihkan kita dari keinginan untuk selalu bertindak dan membantu kita tetap tenang.
Saya suka menggunakan analogi "Pemburu vs Pemancing" untuk menjelaskan perbedaan gaya trading. Pemburu aktif mengejar mangsanya, seperti trader yang selalu mencari setup (atau bahkan memaksa agar setupnya ada hahaha). Sedangkan pemancing duduk tenang menunggu ikan menghampiri umpannya, seperti trader sabar yang menunggu setup sempurna. Jadi? Jadilah pemancing dalam trading! 🎣
Tanda-tanda Kesabaran Mulai Terbentuk
Kamu akan tahu kesabaranmu mulai terbentuk ketika kamu mulai nyaman dengan "tidak trading". Kualitas trade-mu akan meningkat, ditandai dengan win rate yang naik dan drawdown yang berkurang. Keputusan trading akan lebih objektif dan tidak emosional. Yang paling penting, tingkat stresmu akan menurun karena kamu tidak lagi merasa harus selalu "beraksi" di pasar.
Penutup
Kesabaran tidak terbentuk dalam semalam. Butuh latihan konsisten dan komitmen untuk mengubah kebiasaan. Ingatlah bahwa market akan selalu ada besok. Yang penting bukan seberapa sering kamu trading, tapi seberapa TEPAT kamu mengambil peluang.
Pernah dengar kata-kata: "Kesabaran bukanlah kemampuan untuk menunggu, tapi kemampuan untuk tetap positif selama menunggu"? Nah, itu intinya! Trading yang sukses lebih tentang menunggu dengan sabar dan bertindak dengan tepat, bukan tentang keaktifan bertransaksi.
Jika anda punya tips lain untuk melatih kesabaran, share di komentar ya. Semoga membantu!
Salam profit,
Aga Tarigan
Halo TradingView!Halo sobat-sobat Samuel! 👋
Samuel Sekuritas Indonesia dengan bangga mengumumkan kolaborasi inovatif sebagai broker pertama di Indonesia dengan TradingView, platform analisis teknikal terkemuka di dunia! Kolaborasi ini menjadi bukti komitmen Samuel Sekuritas Indonesia untuk terus memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna STAR 🥳
Manfaat Kolaborasi
Kolaborasi antara Samuel Sekuritas Indonesia dan TradingView bukan hanya sekadar integrasi teknologi, tetapi juga menjadi langkah strategis dalam menghadirkan layanan investasi terbaik bagi para nasabah dan memperkuat posisi Samuel Sekuritas sebagai perusahaan sekuritas terdepan di Indonesia. Tidak hanya itu, kolaborasi ini juga merupakan bentuk inovasi untuk meningkatkan daya saing sekaligus menarik lebih banyak investor muda dan berpengalaman.
Dengan kolaborasi ini, nasabah Samuel Sekuritas Indonesia akan mendapatkan akses langsung ke fitur-fitur premium TradingView, termasuk 20+ jenis grafik harga interaktif, 110+ alat gambar teknikal, serta 400+ indikator bawaan, yang akan memudahkan nasabah melakukan analisis teknikal saham dan dapat meraih keuntungan dari trading yang lebih maksimal.
Kolaborasi ini akan memberikan pengalaman investasi yang lebih modern, praktis, dan terarah bagi nasabah, dan memastikan Samuel Sekuritas Indonesia tetap menjadi pionir inovasi dalam dunia investasi tanah air. Dengan dukungan platform global seperti TradingView, Samuel Sekuritas Indonesia berharap nasabah dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam mengambil keputusan investasi, meraih hasil yang lebih optimal, dan menikmati kemudahan akses ke pasar keuangan global.
Inilah langkah nyata Samuel Sekuritas Indonesia dalam menyediakan layanan investasi terbaik dan berkelas dunia bagi seluruh nasabahnya.
💡 Mulai Sekarang dalam 3 Langkah Mudah :
1. Harus Memiliki Akun STAR
Buka aplikasi STAR Anda, lalu masuk ke Menu Akun dan pilih “Connect with TradingView”.
Jika Anda belum memiliki akun, silakan mulai proses pembukaan akun di sini, lalu selesaikan prosesnya.
2. Pilih STAR di Panel TradingView
Setelah Anda login ke akun TradingView, masuk ke produk, pilih superchart, lalu klik Trading Panel. Pilih logo Samuel dari daftar broker yang tersedia.
3. Otorisasi Koneksi TradingView
Anda akan diminta untuk login ke Akun STAR Anda, masukkan username dan password, lalu jangan lupa masukkan PIN Anda untuk mulai melakukan transaksi.
Dengan kolaborasi ini, kamu bisa trading langsung di aplikasi TradingView menggunakan akun STAR by Samuel Sekuritas Indonesia tanpa perlu berpindah perangkat. Rasakan kemudahannya! 🚀
Jika Anda memiliki pertanyaan, jangan ragu untuk menulis komentar di bawah ini ya.
Sampai jumpa lagi!
Salam,
Samuel Sekuritas Indonesia
__
Dengan akses langsung ke pasar melalui Direct Market Access (DMA), kamu bisa mengelola portofolio sahammu tanpa hambatan. Maksimalkan trading-mu tanpa biaya tambahan, analisis lebih akurat dan lebih cepat langsung dari TradingView x STAR by Samuel Sekuritas Indonesia!
Follow kami untuk rekomendasi saham terbaik dari senior chartist Samuel Sekuritas Indonesia melalui id.tradingview.com Jika Anda memiliki pertanyaan, jangan ragu untuk menuliskannya kepada kami di kolom komentar di bawah.
"Your Livelong Investment Partner"
PT Samuel Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
Mengapa Sulit Menerima Fakta Bahwa Trading Selalu Ada Loss-nya?Hari ini saya ingin membahas topik yang mungkin kurang nyaman namun sangat penting untuk kita semua: kenapa begitu sulit menerima fakta bahwa kerugian adalah bagian tak terpisahkan dari trading? .
Saya sering mengamati bagaimana banyak trader pemula (dan bahkan yang sudah berpengalaman) datang ke pasar dengan harapan yang tidak realistis. Mereka melihat testimoni "sukses" di sosial media, grafik pertumbuhan yang mulus, atau cerita tentang keuntungan besar dalam waktu singkat. Akibatnya terbentuk ekspektasi yang jauh dari realitas trading sesungguhnya.
Faktanya, tidak ada trader yang menang 100% dari waktu ke waktu . Bahkan trader profesional dengan track record terbaik pun mengalami kerugian. Ini bukan opini, tapi realitas matematis dari pasar.
Ada beberapa bias psikologis yang membuat kita sulit menerima kerugian. Kita cenderung mencari informasi yang mendukung keyakinan kita dan mengabaikan yang bertentangan. Ketika rugi, kita mencari alasan eksternal daripada mengakui kesalahan strategi. Kita cenderung menjual aset yang menguntungkan terlalu cepat dan mempertahankan aset yang merugi terlalu lama, berharap "suatu saat akan balik modal". Setelah beberapa kali profit, kita mulai merasa terlalu percaya diri dan mengabaikan manajemen risiko. Secara psikologis, rasa sakit akibat kehilangan jauh lebih kuat daripada kesenangan mendapatkan jumlah yang sama.
Saya belajar bahwa menerima kerugian sebagai bagian dari trading adalah langkah pertama menuju konsistensi. Bagaimana caranya?
Trading adalah permainan probabilitas. Bahkan strategi terbaik pun memiliki win rate tertentu, bukan 100%. Misalnya, strategi dengan win rate 60% berarti dari 10 trade, rata-rata 6 akan profit dan 4 akan loss. Itu normal dan bukan tanda strategi buruk! Kemudian Bukan seberapa sering Anda menang, tapi seberapa besar rata-rata keuntungan vs kerugian Anda. Strategi dengan win rate 40% bisa lebih menguntungkan jika risk-reward ratio-nya baik (misal 1:3).
Selanjutnya, Tetapkan batas kerugian maksimal per trade (umumnya 1-2% dari modal). Dengan begitu, kerugian menjadi bagian terkontrol dari sistem Anda, bukan bencana emosional. Terakhir, Catat semua trade Anda, termasuk yang rugi. Analisis pola kerugian dan pembelajaran yang didapat. Kerugian yang didokumentasikan dan dipelajari bukanlah murni kerugian, melainkan investasi pengetahuan.
Saya terus belajar menerima bahwa chart tidak selalu bergerak sesuai analisis kita. Pasar memiliki dinamikanya sendiri, dan tugas kita adalah beradaptasi, bukan melawannya.
Bagaimana dengan Anda? Sudahkah menerima kerugian sebagai bagian dari perjalanan trading? Silakan berbagi pengalaman di kolom komentar.
Semoga informasi ini bermanfaat!
Strategi Entry FVG + Breaker Block + Order Block + FibonacciHalo traders, di setup kali ini saya ingin berbagi strategi kombinasi berbasis Smart Money Concept yang fokus pada reaksi harga terhadap area Fair Value Gap (FVG), Breaker Block (BB), dan Order Block (OB), dengan bantuan Fibonacci retracement & extension untuk penempatan TP dan SL.
Langkah Analisis
1. Identifikasi Fair Value Gap (FVG)
Cari area imbalance (FVG) yang terbentuk dari 3 candle — biasanya muncul setelah pergerakan impulsif. Area ini berpotensi menjadi zona re-entry institusi.
2. Temukan Breaker Block (BB)
Cari zona supply/demand yang tertembus dengan candle full body. BB menjadi level penting karena menandakan adanya niat kuat dari pelaku pasar besar.
3. Validasi dengan Order Block (OB)
Cek apakah ada Order Block di sekitar FVG dan BB. OB berfungsi sebagai base akumulasi/distribusi yang menjadi support/resistance kuat.
4. Tarik Fibonacci Retracement
Tarik dari swing low ke swing high (untuk buy case) untuk menentukan zona retracement dan area likuiditas:
Area retrace penting: 0.618 – 0.786
Area likuiditas/TP: -0.316 hingga -0.618
Skenario Entry
Case 1 – Entry Cepat: Konfirmasi Candle
Untuk kondisi market impulsif
BB valid: tertembus oleh candle full body
Candle kedua setelah break BB menunjukkan bullish continuation
Entry: saat candle kedua close atau retrace sedikit
SL: di bawah BB atau OB
TP: di area Fibonacci extension -0.316 hingga -0.618
Case 2 – Entry Retest: BB + Fib 0.618
Untuk kondisi market retrace
Harga kembali turun untuk retest BB yang masih fresh (belum terisi)
BB bertepatan dengan level Fibonacci 0.618
Entry: saat ada reaksi candle valid (bullish engulfing/pinbar/doji)
SL: sedikit di bawah BB atau level 0.786
TP: tetap pada area -0.316 hingga -0.618
Catatan Tambahan:
Gunakan konfirmasi tambahan seperti volume spike, divergence, atau struktur HL-HH/LL-LH.
Jangan entry kalau BB sudah disentuh sebelumnya — jaga agar area tetap "clean".
Kesimpulan
Strategi ini memberi fleksibilitas entry:
Cepat saat momentum kuat (Case 1)
Sabar menunggu retest untuk entry presisi (Case 2)
Dengan fokus pada area institusional + liquidity targeting, strategi ini cocok untuk scalping maupun intraday trading di time frame 15m – 1H.
Semoga bermanfaat! Kalau kamu suka strategi ini, feel free untuk like, share, dan subscribe youtube @livetradingjurnal. Jangan lupa backtest dulu sebelum dipakai live!
13th - Menangis Saat Tidak Mendapatkan Entri di Setup Limit?Ini adalah tulisan kami yang ke-13, disarankan untuk membaca 12 tulisan kami sebelumnya, sebelum membaca tulisan kali ini.
Berikut adalah list tulisan kami sebelumnya :
1. Cara Memilih Pair dalam Trading
2. Money Management (MM) by Belajar_Trading
3. Mindset SL dan TP
4. Cara Entri Market
5. Bagaimana Memulai Trading
6. Pola Base to Base, Menciptakan Trading Tanpa Modal
7. Total Candle yang Terbreakout Apakah Valid?
8. Trading for Living Versi BeTa
9. Beberapa Candle to Candle Pattern yang Valid untuk Setup BeTa
10. Bagaimana jika Setup Limit sudah Berjalan 50% ke Arah TP2?
11. Bagaimana Bangkit dari Keterpurukan dalam Trading versi BeTa?
12. Sabar dengan Floting Loss, Konsisten dengan Setup.
Pada tulisan kali ini, kita akan membahas tentang bagaimana psikologi dan tindak lanjut dari sebuah setup limit, ketika harga pasar tidak masuk ke dalam area tersebut, namun sudah mencapai harga target jauh atau TP2?
Dalam kita bertrading, seringkali kita mendapati kondisi Setup yang tidak sesuai dengan prediksi atau harapan, bahkan melampaui area setup yang kita buat, hal tersebut dikarenakan banyak sekali faktor yang berpengaruh terhadap suatu market, apakah itu Fundamental, Sentimental maupun Tehnikal. Faktor-faktor tersebut menggerakkan market tanpa memandang bagaimana "Analisa" dari "Trader Retail" seperti kita, sehingga jangan menyalahkan pergerakan market ketika tidak sesuai dengan analisa kita.
Setup yang "Sederhana" belum tentu memiliki akurasi yang rendah, begitupula setup yang rumit dengan banyak indikator, belum tentu memiliki akurasi yang tinggi dalam suatu pergerakan market, sehingga ketika tujuan akhir kita adalah Cuan/Profit, maka Setup yang digunakan sebaiknya memiliki akurasi yang tinggi, baik itu dengan metode sederhana maupun rumit. Trader yang konsisten dengan Profit, tidak pernah merendahkan maupun menghina Setup trader yang lain, karena bisa jadi setup yang digunakan trader yang lain bisa menjadi Insight atau Pengalaman Setup untuk dirinya, baik itu dalam bentuk Loss maupun Profit (Pembelajaran yang berharga-Red).
Jika kita sudah menentukan Setup yang dibuat terutama dalam Setup Limit, maka hal yang bisa dilakukan adalah memasang Buy Limit atau Sell Limit maupun Entri saat harga mencapai harga dalam range setup limit. Bagaimana jika harga tidak masuk ke area Limit, namun sudah mencapai target jauh?
Seorang trader sebaiknya tidak hanya fokus terhadap 1 setup tertentu saja, jika hendak memantau market dengan setup tersebut, pastikan kita memiliki batasan waktu, sehingga secara psikologis tetap terjaga, baik memasang harga limit maupun eksekusi entri ketika masuk area setup.
Jika harga Limit sudah mencapai Target Jauh, maka sebaiknya segera cancel semua setup limit yang dibuat dan beralih ke analisa setup berikutnya. Segera "Move On", tinggalkan analisa sebelumnya, siapkan Equity yang cukup untuk setup berikutnya. Menyesali maupun menyayangkan setup yang tidak sesuai dengan harapan, dapat berdampak tidak baik terhadap fokus bertrading kita.
Demikian bagaimana sikap kita terhadap kondisi setup limit yang tidak sesuai dengan harapan. Tetap fokus dengan Mindset, Money Management, Setup, Entry dan Exit yang sudah kita canangkan sebelum memasuki Market.
Semoga bermanfaat. Salam Profit.
Trading Layaknya Mesin: Refleksi & Panduan Trading Plan EfektifBeberapa waktu lalu, satu peserta bimbingan saya bertanya seperti ini ke saya:
Agar trading bisa seperti mesin, apa saja yang perlu ditanyakan ke diri sendiri sebelum entry?
atau bisa disederhanakan seperti ini: Apa yang harus kita tanyakan pada diri sendiri sebelum entry agar trading berjalan seperti mesin?
Jawaban saya sederhana: bukan soal strategi, tapi soal disiplin menjalankan trading plan.
-
Bukan Strategi yang Gagal, Tapi Disiplin yang Kacau
Kalau plan yang kita pakai sudah terbukti menghasilkan profit, tugas kita tinggal satu: jalankan berulang-ulang tanpa banyak mikir.
Masalahnya? Banyak trader tahu apa yang harus dilakukan, tapi tidak melakukannya.
Pernah mikir gini?
“Feeling gue bilang market-nya beda sekarang...”
“Ah ribet banget sih ikutin aturan sendiri...”
“Sekali-sekali coba nekat (cara trading baru) deh...”
Kalau iya, berarti masalahnya bukan pada strategi—tapi pada eksekusi.
-
Trading Seperti Mesin = Patuhi Aturan Sendiri
Kita sering memiliki keinginan bisa trading otomatis, kayak robot.
Tapi robot itu bukan pintar—dia cuma patuh.
Saya pun begitu. Trading plan saya tidak rumit, tapi saya disiplin mengikutinya.
Itu kuncinya.
-
Apa Isi Trading Plan yang Ideal?
Kalau belum punya, coba mulai dari pertanyaan-pertanyaan ini:
Skenario:
Apa definisi bullish/bearish versi kamu? Kapan dianggap berubah?
Market Fokus:
Trading di pair apa? EU aja? Semua pair? Gold? atau semua pasar?
Objektif Trade:
Target per hari/minggu/bulan? Setelah hit target harga mau ngapain?
Target & Risiko:
TP, SL, risk-reward berapa? Objektif? Optional atau pakai intuisi?
Jadwal:
Jam berapa aktif trading? Hari apa aja?
Kebiasaan & Rutinitas:
Mulai dari analisa, entry, pantau, sampai jurnaling—semua HARUS dijadwalin.
-
Trading Plan Harus Cocok dengan Karakter
Saya lihat banyak trader bisa tetap konsisten profit meskipun plan-nya sederhana.
Kenapa? Karena mereka nyaman dengan plan-nya.
Kalau plan terlalu rumit, gampang dilanggar.
Kalau terlalu simpel, masa masih mau dilanggar? :)
Tujuan utamanya itu trading plan harus bisa dipatuhi. Baru bisa jadi “mesin.”
-
Kalau kamu punya skenario sendiri dan masih ragu, bisa coba diskusikan bareng orang yang kamu percaya. Kadang yang kita butuh bukan strategi baru, tapi sudut pandang baru.
Salam,
Aga Tarigan
Sabar dengan Floting Loss, Konsisten dengan SetupSalam Profit untuk Para Trader semua,
Ini adalah tulisan kami yang ke-12, pastikan teman-teman Trader membaca keseluruhan tulisan kami sebelum mengikuti arahan maupun sinyal dari kami. 11 Judul tulisan yang sebelumnya yang sudah kami posting adalah sebagai berikut :
1. Cara Memilih Pair dalam Trading
2. Money Management (MM) by Belajar_Trading
3. Mindset SL dan TP
4. Cara Entri Market
5. Bagaimana Memulai Trading
6. Pola Base to Base, Menciptakan Trading Tanpa Modal
7. Total Candle yang Terbreakout Apakah Valid?
8. Trading for Living Versi BeTa
9. Beberapa Candle to Candle Pattern yang Valid untuk Setup BeTa
10. Bagaimana jika Setup Limit sudah Berjalan 50% ke Arah TP2?
11. Bagaimana Bangkit dari Keterpurukan dalam Trading, versi BeTa?
Sebagian besar trader takut dengan Loss, namun menurut hemat kami banyak hal yang membuat setiap langkah dalam trading mengarah atau bahkan menuju arah Loss. Fokus utama dari Trading adalah Profit, jadi seharusnya arah yang kita tuju adalah Profit, bukan arah Loss. Oleh karena itu, Orkestrasi Trading yang baik harus bisa disajikan dalam setiap trading oleh para trader yang berorientasi Profit.
Orientasi profit perlu dijadikan Mindset awal oleh trader, profit memang perlu ada patokan, tetapi lebih jauh sebaiknya dinamis, karena pergerakan pasar sangatlah volatil dan dinamis, oleh karena itu mengikuti dinamisnya pasar, perlu stategi khusus.
Strategi khusus dalam trading sudah banyak kami bahas didalam tulisan sebelum-sebelumnya, pada kesempatan kali ini kami akan berfokus bagaimana seorang trader harus sabar dalam menghadapi floating loss serta tetap konsisten dengan setup yang didapat atau dibuat.
Keyakinan terhadap setup itu sangat penting, orang yang tidak yang dengan setup nya pasti akan ragu-ragu dan mudah terpengaruh oleh setup trader yang lain, padahal belum tentu setup dari trader yang lain lebih baik darinya. Perlunya riset dan pengalaman harus dilakukan oleh trader sebelum terjun ke dalam trading. Satu rupiahpun itu sangat berharga, sehingga sebelum bertrading sebaiknya lakukan riset yang mendalam terutama dengan Setup (Analisis market, struktur market, indikator dan sebagainya).
Setelah kita yakin dengan setup yang dimiliki, fokuslah, sampai dengan tujuan setup tersebut. Hal atau drama apapun yang terjadi dengan gerakan market itu hanya dinamika trading, atau mudahnya kami sebut "Drama Market", market memang penuh drama, karena banyak hal dan faktor yang masuk ke dalamnya. Selama kita sudah menemukan setup yang baik dan yakin dengan setup tersebut, tentunya kita akan jauh lebih tenang dan menghasilkan sesuai dengan harapan.
Harapan ataupun tujuan yang dituju oleh trader seharusnya adalah Profit, buang jauh-jauh pikiran Loss, karena itu akan sangat mengganggu dalam psikologi trader. Bagi kami, Loss hanyalah dimiliki oleh mereka yang tidak memiliki setup yang baik, tidak yakin dengan setup yang dimiliki, money management dan strategi trading yang kurang baik.
Bagaimana dengan Floating Loss? Itu hal biasa, trading dalam hal apapun selalu akan dimulai dengan Floating Loss, Floating Loss yang dimaksud disini berbeda dengan Loss yang disebutkan di atas. Floating Loss adalah kondisi dimana trader mengalami "Hutang Loss" belum betul-betul Loss atau kehilangan uang, berbeda dengan Loss yang dimaksud adalah kehilangan equity atau uang modal dari trader.
Menghadapi Floating Loss, tentu saja perlu kesabaran dan bisa jadi Floating Loss bagi kami adalah strategi bagaimana mendapatkan hasil Whale yang lebih baik. Pembahasan ini mungkin akan kami bahas lebih detail dalam tulisan-tulisan selanjutnya. Yang jelas adalah Floating Loss itu hal wajar dan hadapi dengan optimisme dan sabar, yakin dengan setup tidak akan menjadikan floating loss ini sebagai masalah yang besar. Jika floating loss memberikan tekanan psikologis yang besar, kemungkinan ada yang salah dalam money management maupun setup yang dimiliki, cut loss bisa jadi menjadi opsi dalam menghadapi tekanan tersebut, meskipun seharusnya hal tersebut sudah diantisipasi di awal sebelum bertrading.
Demikian tulisan kami yang ke-13 ini, semoga dapat memberikan manfaat kepada para trader. Diskusi, kritik dan saran silakan ditinggalkan dalam kolom komentar. Terima kasih.
Salam Profit.
ANALISA FUNDAMENTAL UNTUK PEMULA: CARA SIMPLE BUAT YANG SIBUKSaya tau banyak dari kalian yang sudah sukses di dunia trading atau bahkan belum tau apa-apa soal pasar finansial. Saya juga masih dalam perjalanan, belum jadi sultan dari trading.
KENAPA FUNDAMENTAL ITU PENTING?
Kita sering keasyikan liatin chart dan indikator, tapi lupa bahwa harga itu cuma refleksi dari sesuatu yang lebih besar: FUNDAMENTAL suatu aset.
Analisa fundamental itu seperti "kesehatan" sebuah aset dari dalam, bukan cuma dari gerak-gerik harganya.
KUNCI UTAMA ANALISA FUNDAMENTAL SEDERHANA
1. INTEREST RATE (SUKU BUNGA)
Bank sentral naikin suku bunga = biasanya mata uang menguat
Bank sentral turunin suku bunga = biasanya mata uang melemah
Jadwal rilis suku bunga ada di kalender ekonomi. CATAT TANGGALNYA!
2. GDP (PERTUMBUHAN EKONOMI)
GDP naik = ekonomi sehat = biasanya harga saham naik, mata uang menguat
GDP turun = resesi = biasanya harga saham turun, mata uang melemah
Cukup pahami basic-nya aja.
3. SENTIMEN PASAR
Berita headline di media mainstream
Social media trending topics
Fear & Greed index
CARA PRAKTEKNYA:
1. Cek kalender ekonomi di TradingView atau Investing.com CUMA 5 MENIT sehari.
2. Fokus pada high-impact news (biasanya bertanda merah).
3. Jangan trade pas rilis berita besar kalo belum berpengalaman.
4. Buat catatan sederhana: "USD naik karena Fed naikin suku bunga" - cukup info segitu aja.
RAHASIA TERBESARNYA
Konsistensi > Kompleksitas
Gak perlu ngerti semua. Lebih baik ngerti dikit tapi dipraktekin tiap hari daripada tau banyak tapi cuma jadi pengamat.
Saya bukan ahli atau udah sukses banget, tapi dengan konsisten menerapkan fundamental sederhana ini, at least saya jadi lebih paham arah pasar dan bisa manage risk lebih baik.
Kalau anda masih pemula atau sibuk banget, cukup fokus ke interest rate sama GDP dulu. Itu aja.